Terjemahkan dalam bahasa asing

Selasa, 15 November 2011

Uangpun berbicara


" Suatu ketika di sebuah kota terjadi perselisihan antara Joni dan Alex. Joni adalah pemuda desa yang lugu, polos dan hidup sederhana, sedangkan Alex adalah seorang yang lahir dari keluarga kaya dan selalu hidup dalam kemewahan. Apa saja yang diinginkan Alex selalu dipenuhi, terlebih lagi orang tua Alex yang kaya raya, bahkan bisa dibilang hartanya tak kan habis tujuh turunan.

Kasus inipun terjadi ketika Alex dengan mobilnya menyerempet seorang nenek yang berjalan di pinggir jalan. Pada saat yang bersamaan Joni berada di belakang kejadian itu. Joni pun dengan secepatnya menolong nenek-nenek yang diserempet Alex.

Joni berkata, “hei kamu.!! Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatannmu sehingga menyebabkan nenek ini terluka”.
“Aku? Sorry ya. Bukan aku kok yang salah. Salah nenek itu sendiri jalan nggak ati-ati. Masa mobil sebesar ini ga kelihatan”, balas Alex dengan nada yang sombong.
Ribut pun terjadi, akhirnya warga yang ada di sekitaryapun membawa kasus tersebut ke pihak yang berwajib. Karena masyarakat tahu, jika tidak ada yang mengadili maka pedebatan itu takkan selesai.

Sesampainya di tempat pihak yang berwajib, Joni pun terperangah, ia tak menyangka apa yang terjadi dengan saksi lain selain Joni. Semua saksi seolah-olah menjadi berpihak kepada Alex.

Ternyata dibalik semua itu, sebelum sampai ke tempat pihak yang berwajib, Alex menitipkan sejumlah uang kepada warga agar pada saat dimintai keterangan tidak ada yang menyalahkan dirinya. Dan apa yang ia harapkan benar-benar terjadi. Orang-orang yang telah menerima uang itu merasa sungkan dengan orang yang telah memberikan uang tersebut.

Hanya dengan duduk manis Alex pun melalui kasus tersebut tanpa hambatan. Kasus tersebut berakhir tanpa kepastian yang jelas dan Alex pun bebas dari hukuman. "


Lantas, apa yang dapat kita pelajari dari kasus tersebut?
Ternyata uang dapat berbicara, ia akan menuruti semua permintaan pemilik uang tersebut, bahkan katanya lebih sakti daripada JIN.
Buktinya di salah satu iklan komersial, ada jin yang bertanya.”wani piro?” Yang artinya kamu mampu bayar aku berapa agar aku melaksanakan apa yang kamu inginkan?

Bahkan penulis juga mengingat pesan dari nenek penulis, ”karang sing bener ki kalah karo sing nduwe duit”. Yang artinya, bahakan yang benarpun akan kalah dengan yang punya uang.

Dimana hati nurani manusia kini?
Hanya dengan uang mereka akan mengorbankan perasaan mereka. Tidakkah mereka sadar, dengan uang tersebut tak hanya merugikan orang lain, tetapi juga akan merugikan diri sendiri. Perlu kita ingat bahwa harta yang kita miliki saat ini hanyalah titipan, takkan kita bawa hingga ke liang lahat.

Janganlah engkau sombongkan harta yang di titipkan kepadamu, gunakanlah dengan sebaik-baiknya. Karena di kehidupan selanjutnya kita akan dimintai pertanggung jawaban atas semua yang dititipkan kepada kita.

Dan janganlah engkau sibuk mencari harta dunia, karena bukan hanya harta dalam bentuk uang saja yang merupakan titipan yang perlu kita pelihara, masih banyak titipan yang kita miliki yang perlu dipelihara, salah satunya adalah keluarga.

Penulis berpesan agar jangan sampai kita melupakan keluarga hanya karena terlalu sibuk mencari harta. Ingat keluarga dan juga jangan tinggalkan ibadah, agar kita selalu berada dalam lindungan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar