Terjemahkan dalam bahasa asing

Kamis, 15 Desember 2011

Kisah Antara 2 Uang



Pada suatu masa, dicetaklah 2 lembar mata uang dari Peruri (Perusahaan Uang Republik Indonesia). Uang itu diberi nama Rp100.000,00 berwarna merah, maka ia dipanggil merah. Sedangkan yang satunya lagi diberi nama Rp1.000,00 dan berwarna biru, maka ia dipanggil biru. Mereka berdua dicetak pada waktu yang sama, dengan menggunakan alat yang sama dan juga bahan yang sama. Keluar dari percetakan bentuk mereka hampir sama masih baru, mulus, dan bersih. Kemudian mereka pun berpisah.

Suatu ketika di dalam sebuah dompet mereka bertemu. Sudah lama sekali mereka tak bertemu. Meskipun sudah berubah bentuk, mereka masih tetap saling mengenal. Merekapun bercakap,

“Wahai kawanku merah, kenapa dirimu begitu bersih, bahkan masih tampak seperti dulu ketika baru dicetak?”, kata biru.
“Iya biru, aku jarang sekali dikeluarkan dalam dompet atau sekalipun dikeluarkan, tempat yang aku kunjungi adalah tempat yang mewah, restoran mewah, tempat rekreasi keluarga, bank dan juga ATM. Bahkan orang yang memegangku pun orang kaya ganteng dan cantik-cantik”, jawab merah dengan nada agak sombong menceritakan kehidupannya yang serba mewah, ia pun bertanya balik kepada biru, “Lalu kenapa dirimu menjadi lusuh dan usang seperti itu?”
Biru menjawab, “Wah, nyaman sekali hidupmu merah, selalu berada di dalam dompet atau disimpan rapi di bank. Aku tak semujur dirimu, aku hampir tak pernah masuk ke dalam dompet. Bahkan sering hanya dilipat-lipat dan ditaruh di saku. Aku tak pernah mengunjungi tempat-tempat yang sering kau kunjungi. Aku sering berkeliaran di pasar, toilet umum, perempatan jalan, dan juga sangat sering berpindah tangan dari tukang sayur hingga pengemis.”

“Sungguh menyedihkan sekali hidupmu biru, tak seperti kehidupanku.” kata merah.
“Hidupku memang susah, tapi aku menikmati dan mensyukurinya. Masih ada satu lagi tempat yang sering aku kunjungi yaitu kotak Infaq (sedekah), apakah kau sering mengunjunginya?” tanya biru.
“Tempat apa itu? Aku belum pernah mendengarnya apalagi mengunjunginya.” merah balik bertanya.
“Kotak sedekah, kotak itu berada di tempat ibadah.” jawab biru,” Aku merasa tenang dan nyaman jika mengunjungi tempat itu, karena aku merasa sangat dihargai jika aku masuk kesana.”
Merahpun hanya terdiam dan malu terhadap biru karena dirinya tak pernah mengunjungi kotak sedekah.

Demikianlah percakapan yang terjadi di dalam sebuah dompet antara merah dan biru ketika mereka bertemu. Lalu hikmah apa yang dapat kita ambil dari cerita itu?
“Hargailah uang yang kita miliki, jangan boros dan senang menghambur-hamburkan uang, kita memang harus gemar menabung, tapi jangan lupa untuk bersedekah karena sedekah itu merupakan tabungan untuk kehidupan kita setelah kehidupan di dunia. Selain itu kita juga jangan merasa tinggi hati memiliki uang yang banyak apalagi terhadap orang-orang yang tidak mampu, kita harus hidup rukun sesama manusia tanpa membeda-bedakan yang kaya maupun yang miskin, yang rupawan maupun yang jelek. Layaknya kedua uang tersebut, meskipun bentuknya bagus dan lusuh mereka tetap berteman.”

Senin, 28 November 2011

Akhirnya kesampaian juga bisa lihat sunset di Pantai Parangtritis



Parangtritis memang punya daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Jogja. Minggu 27 November 2011, kami datang ke pantai ini. Ya benar, hari minggu memang waktunya liburan. Pantai pun jadi penuh sesak. Tua, muda dan juga anak-anak, baik yang datang bersama keluarga atau bersama pasangan masing-masing. Tak hanya wisatawan domestic, wisatawan mancanegarapun juga datang untuk menyaksikan keindahan pemandangan laut dari pantai ini.

Sekitar pukul 16.00 kami datang ke tempat ini, suasana pantai riuh ramai, ada yang menaiki ATV, ada yang berkeliling pantai dengan menggunakan andong(delman), ada juga yang bermain air laut berjibaku dengan ombak. Peringatan akan bahaya mandi di laut sudah dipasang, namun tetap saja masih banyak yang melanggarnya. Untungnya pihak penjaga pantai selalu siap sedia dan memantau pengunjung yang bermain ombak. Apabila ada pengunjung yang berenang terlalu jauh, maka akan diperingatkan.

Di sisi lain pantai, ada juga yang memancing ikan. dan yang paling menarik perhatian adalah beberapa orang yang melakukan olahraga paralayang atau sky diving.

Berjalan di sepanjang  pantai ke arah timur, kali pertama ku datangi lokasi itu. Tebing karang yang sangat menawan. Di bawah tebing ini banyak digunakan oleh muda-mudi yang duduk berteduh dibawah batu karang.


Pukul 17.30, mataharipun tampak lelah menyinari sisi dunia. Perlahan sinarnya menguning dan makin tenggelam di arah barat. Tak ingin melewatkan moment yang indah itu ku abadikan dengan kamera pocket ku.


Seiring terbenamnya matahari, air lautpun mulai pasang dan langit perlahan mulai gelap. Pengunjung pantai mulai meninggalkan pantai, bersiap untuk menjemput rutinitas aktivitas keesokan harinya. Perjalanan kamipun hari itu diakhiri dengan menyantap sepotong roti dan pisang bakar keju.

Berbekal semangat baru setelah menyegarkan pikiran dengan berkunjung ke pantai Parangtritis siap menyongsong esok hari.

Jumat, 25 November 2011

Berkat HP Ku Raih Gelar A.Md.



Tiga tahun sudah ku selesaikan pendidikanku di bangku kuliah, hingga akhirnya 12 Oktober 2011 prosesi wisuda ku pun digelar. Aku adalah mantan mahasiswa lulusan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang ada di Tangerang. Berasal dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengadu nasib berjuang menempuh pendidikan dan jauh dari orang tua. Keluarga yang selalu mengajarkanku hidup sederhana menjadi motivatorku untuk menyelesaikan pendidikan yang dibiayai oleh negara.

My HP Pavilion dv2, Mantab.
Tahun 2008, setelah ujian saringan masuk, aku tak menyangka namaku tertera di papan pengumuman. Dan di tahun itu lah ku mulai merantau di kota sebelah ibu kota. Persainganku dalam pendidikan tak semudah yang kubayangkan, kami harus berjuang agar tidak mendapat nilai yang buruk. Jika mendapat nilai buruk, dikeluarkan dari pendidikan adalah konsekuensinya. Media pembelajaran yang digunakan tak hanya dengan menggunakan buku, tetapi sarana elektronik seperti internet juga sangat dibutuhkan.

HP pavilion dv2, notebook yang dibekali oleh orangtuaku untuk mendukung pendidikanku. Dengan notebook ini ku selesaikan tugas-tugas dari awal hingga akhir semester. Hingga waktu yang paling membuat semua mahasiswa kalang-kabut yaitu penyusunan Tugas Akhir. Dalam menyusun Tugas Akhir, ku mencari sumber informasi dari internet dengan menggunakan HP Pavilon dv2. Tak hanya untuk browsing di internet, materi perkuliahan yang berhubungan dengan Tugas Akhir juga tersimpan di dalam hardisk HP pavilion dv2, berbentuk softcopy. Berkat HP pavilion dv2, Ku berhasil menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik, dan mendapat nilai yang memuaskan.
HP pavilion dv2 and HP mini 1012 Partner

Dukungan tak hanya datang dari orang tua, seseorang yang sangat spesial dalam hidupku juga selalu membantuku dalam menyelesaikan pendidikan ini. Dengan netbook HP mini 1012tu miliknya kami sering berbagi informasi, pelajaran, dan juga konsultasi pembuatan tugas akhir kami. Hingga saat ini setelah aku menyelesaiakan pendidikanku, ku masih setia menggunakan Notebook HP pavilion dv2.

Tagline HP Pavilion dv2

Meskipun ku tak pernah dapatkan gelar juara, namun HP pavilion dv2 membuatku nyaman dimanapun aku berada. 3 tahun mengisi waktu luang dan sempitku. HP pavilion dv2 menghiburku dengan fiturnya yang mendukung game yang ku mainkan ketika aku jenuh dengan kegiatan studiku dan juga kemampuanya memutar film dengan kualitas terbaik, blueray film dan kualitas suaranya yaitu SRS Premium sound.
My graduation with my Family

Terimakasih HP pavilion dv2, berkat kau ku mampu selesaikan pendidikan dan kini ku raih gelar A.Md. di belakang namaku. Terimakasih HP.

Kamis, 24 November 2011

Ngobaran Beach



Yogyakarta, sebuah propinsi yang memiliki beragam budaya dan tempat wisata. Kota ini menjunjung tinggi nilai seni dan budaya. Tak perlu diragukan lagi kebenarannya, bahkan wisatawan manca negara pun jauh-jauh terbang ke kota ini untuk melihat kebudayaan dan lokasi wisata yang ada di Yogyakarta. Gunung Kidul, merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi wisata pantai yang sangat bagus. Di kabupaten ini membentang pantai berpasir putih dan tebing karang yang sangat megah. Pantai yang tekenal di sana antara lain Pantai Baron, Pantai Kukup, dan Pantai Krakal. Ada pantai yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi selain pantai tersebut, yaitu Pantai Ngrenehan dan Pantai Ngobaran.
Salah satu sudut pemandangan dari Pantai Ngobaran

Pantai Ngobaran, satu diantara lokasi wisata pantai yang memiliki nilai yang tinggi, di pantai ini menggabungkan antara kebudayaan jawa kuno dan keindahan alam yang menakjubkan. Untuk mengunjungi pantai ini membutuhkan waktu yang cukup melelahkan, kurang lebih 1,5 jam perjalanan dari pusat kota Jogja. berlokasi di desa Kanigoro Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Merupakan pantai yang masih alami dan eksotik. Pada google earth dapat dijumpai pada posisi : Latitude 8° 7'9.60"S dan Longitude 110°30'16.60"E.

Untuk menuju pantai ini ada 2 jalur yang dapat ditempuh. Pertama melalui Jalan raya Jogja-Wonosari, Setelah sampai di pertigaan Playen (km 32), anda akan melihat petunjuk jalan ke arah kanan ( air terjun sri getuk, pantai ngrenehan dan pantai ngobaran ). Tinggal mengikuti jalan tersebut hingga anda sampai ke pantai. Namun ada beberapa persimpangan yang tidak terdapat petunjuk arah ke pantai tersebut. Jika anda tersesat cobalah untuk bertanya ke penduduk sekitar. Jalur kedua adalah melewati kecamatan Panggang, dari kota Jogja ambil jalan ke arah jalan Imogiri lalu ke arah Panggang. Setelah melewati kecamatan Panggang anda lalu memasuki kecamatan saptosari, anda akan menemukan petunjuk jalan ke arah pantai baron, krakal dan pantai ngrenehan. Belok kanan ke arah pantai ngrenehan dan ngobaran.

jalanan yang curam menurun dapat melihat laut
Jalan yang akan anda tempuh cukup melelahkan, tidak hanya jalan yang sempit tetapi ada juga harus berhati-hati dengan jalan yang berlubang, tikungan tajam yang menanjak, dan juga jurang yang selalu menemani anda selama perjalanan. Penulis menyarankan sebaiknya menggunakan sepeda motor, karena jalannya hanya selebar ±3m. Apabila ada 2 mobil berpapasan harus ada yang mengalah, perlu hati-hati juga apabila ada truk yang melintas.

tempat ziarah tampak depan seperti pura
Meskipun jalanannya tergolong rata dan beraspal, pengemudi harus berhati-hati. Pemandangan di sepanjang jalan cukup menarik perhatian, dan hanya yang membonceng yang dapat menikmatinya. Apabila pengemudi tidak berhati-hati, jurang di depan anda selalu mengintai. Tak hanya itu, penulis juga menyarankan agar tidak pulang ketika hari sudah gelap karena sepanjang jalan tidak ada penerangan jalan yang cukup.

Rasa lelah selama perjalanan anda akan terbayar setelah sampai di Pantai. Memasuki area Pantai ini hanya dikenakan biaya Rp3.000,00 untuk 1 sepeda motor dengan 2 penumpang ( murah banget :-D ). Di pantai ini anda akan menemukan suasana pantai yang lain daripada yang lain. Kenapa demikian? Karena anda akan melihat laut dari atas tebing karang. Untuk dapat menyentuh air laut anda harus menuruni beberapa anak tangga.
tempat ziarah tampak dari dalam

Di atas tebing, terdapat sebuah bangunan yang bentuknya mirip pura, di mana di dalamnya terdapat beberapa patung antara lain patung hanoman (anoman), ganesha, dan garuda. Bangunan ini dibuat sebagai tempat ziarah untuk mengenang leluhur bangsa Indonesia.
Peresmian tempat ziarah dibangun tahun 2004
  
Tempat ini sebenarnya sangat bagus dan bernilai budaya tinggi, namun sayang keindahannya dirusak oleh tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. 
patung banyak yang menghadap selatan
Banyak yang membuang sampah sembarangan dan mencoret-coret dinding di sekitar bangunan, hal ini mengakibatkan lokasi tersebut kurang nyaman dipandang. 

Penulis berharap agar suatu ketika anda mengunjungi tempat ini, jagalah kebersihan. Buanglah sampah di tempat sampah. Dan juga jangan mengotori tempat ini dengan mencoret-coret dinding, baik dengan menggunakan spidol, tipe-x atau bahkan pilox.

Sekian dan terimakasih. J


Selasa, 15 November 2011

Uangpun berbicara


" Suatu ketika di sebuah kota terjadi perselisihan antara Joni dan Alex. Joni adalah pemuda desa yang lugu, polos dan hidup sederhana, sedangkan Alex adalah seorang yang lahir dari keluarga kaya dan selalu hidup dalam kemewahan. Apa saja yang diinginkan Alex selalu dipenuhi, terlebih lagi orang tua Alex yang kaya raya, bahkan bisa dibilang hartanya tak kan habis tujuh turunan.

Kasus inipun terjadi ketika Alex dengan mobilnya menyerempet seorang nenek yang berjalan di pinggir jalan. Pada saat yang bersamaan Joni berada di belakang kejadian itu. Joni pun dengan secepatnya menolong nenek-nenek yang diserempet Alex.

Joni berkata, “hei kamu.!! Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatannmu sehingga menyebabkan nenek ini terluka”.
“Aku? Sorry ya. Bukan aku kok yang salah. Salah nenek itu sendiri jalan nggak ati-ati. Masa mobil sebesar ini ga kelihatan”, balas Alex dengan nada yang sombong.
Ribut pun terjadi, akhirnya warga yang ada di sekitaryapun membawa kasus tersebut ke pihak yang berwajib. Karena masyarakat tahu, jika tidak ada yang mengadili maka pedebatan itu takkan selesai.

Sesampainya di tempat pihak yang berwajib, Joni pun terperangah, ia tak menyangka apa yang terjadi dengan saksi lain selain Joni. Semua saksi seolah-olah menjadi berpihak kepada Alex.

Ternyata dibalik semua itu, sebelum sampai ke tempat pihak yang berwajib, Alex menitipkan sejumlah uang kepada warga agar pada saat dimintai keterangan tidak ada yang menyalahkan dirinya. Dan apa yang ia harapkan benar-benar terjadi. Orang-orang yang telah menerima uang itu merasa sungkan dengan orang yang telah memberikan uang tersebut.

Hanya dengan duduk manis Alex pun melalui kasus tersebut tanpa hambatan. Kasus tersebut berakhir tanpa kepastian yang jelas dan Alex pun bebas dari hukuman. "


Lantas, apa yang dapat kita pelajari dari kasus tersebut?
Ternyata uang dapat berbicara, ia akan menuruti semua permintaan pemilik uang tersebut, bahkan katanya lebih sakti daripada JIN.
Buktinya di salah satu iklan komersial, ada jin yang bertanya.”wani piro?” Yang artinya kamu mampu bayar aku berapa agar aku melaksanakan apa yang kamu inginkan?

Bahkan penulis juga mengingat pesan dari nenek penulis, ”karang sing bener ki kalah karo sing nduwe duit”. Yang artinya, bahakan yang benarpun akan kalah dengan yang punya uang.

Dimana hati nurani manusia kini?
Hanya dengan uang mereka akan mengorbankan perasaan mereka. Tidakkah mereka sadar, dengan uang tersebut tak hanya merugikan orang lain, tetapi juga akan merugikan diri sendiri. Perlu kita ingat bahwa harta yang kita miliki saat ini hanyalah titipan, takkan kita bawa hingga ke liang lahat.

Janganlah engkau sombongkan harta yang di titipkan kepadamu, gunakanlah dengan sebaik-baiknya. Karena di kehidupan selanjutnya kita akan dimintai pertanggung jawaban atas semua yang dititipkan kepada kita.

Dan janganlah engkau sibuk mencari harta dunia, karena bukan hanya harta dalam bentuk uang saja yang merupakan titipan yang perlu kita pelihara, masih banyak titipan yang kita miliki yang perlu dipelihara, salah satunya adalah keluarga.

Penulis berpesan agar jangan sampai kita melupakan keluarga hanya karena terlalu sibuk mencari harta. Ingat keluarga dan juga jangan tinggalkan ibadah, agar kita selalu berada dalam lindungan-Nya.

Sabtu, 05 November 2011

Mengenal Internet Membuatku "XLangkah Lebih Maju"

21 tahun sudah kini usiaku, selama 10 tahun telah mengenal Internet banyak sekali manfaat yang telah ku peroleh. Dulu ketika saya masih SD, kelas 5 tepatnya dan sampai saat ini masih teringat ketika pulang sekolah, saya dan teman-teman sering janjian untuk main ke warung internet (warnet). Pada waktu itu, internet merupakan hal baru buat saya dan teman sebaya. Jangankan internet, untuk memiliki seperangkat komputer saja sudah menjadi suatu hal yang terlihat mewah di mata kami. Tinggal di salah satu sudut Kota Jogja, dengan usia yang masih terbilang muda kami “XLangkah Lebih Maju” dibanding orang-orang yang belum mengenal internet saat itu.

Tampilan Internet Explorer yang pertama saya kenal.

Hal yang pertama kali saya pelajari ketika mengenal internet adalah membuka internet explorer, di mana program tersebut adalah progam browser bawaan dari windows. Setiap melihat iklan yang menayangkan alamat websitenya, saya sering mencoba untuk membukanya. Namun, di usia itu kamipun belum mengerti maksud sepenuhnya dari internet dan tidak ada yang mendampingi untuk menjelaskan, pada akhirnya kami lebih tertarik dengan game yang disediakan oleh warnet tersebut. Begitulah awal mula saya mengenal internet.
  
Memasuki usia remaja, sekitar tahun 2004, di bangku SMP mulai diajarkan tentang Teknologi Informasi. Sekolah menengah  yang terletak di jantung kota Jogja ini mencoba untuk “XLangkah Lebih Maju” dengan mengenalkan Internet kepada siswanya. 

Bermacam-macam jejaring sosial
Internet adalah jendela dunia, dengan membuka Internet kita dapat memperoleh berita dan informasi dari berbagai belahan dunia hanya dengan duduk di depan komputer. Untuk menguji kemampuan, kami mendapat tugas mencari berita yang bersumber dari internet. Masih sama seperti sebelumnya, setelah tugas selesai saya lebih tertarik bermain game dengan gadget yang bernama komputer itu. 

Tidak lama kemudian, perkembangan teknologi informasi pun semakin berkembang pesat. Sebelumnya, kami harus repot mengantri di warnet untuk dapat mengakses internet tetapi kini internet dapat dinikmati hanya di dalam genggaman. Pada saat itu munculah teknologi pada telepon seluler yang dapat mengakses internet. Hingga suatu ketika mulailah bermunculan situs jejaring sosial yang menghubungkan banyak orang di berbagai belahan dunia.

Dengan messenger, komunikasi menjadi lebih cepat.

Dulu untuk dapat mengetahui kabar sanak saudara atau teman yang bertempat tinggal jauh digunakan surat, masih terbayang di benak kita betapa lamanya memindahkan sepucuk kertas dari satu tempat ke tempat lainnya. Kini, hal tersebut hampir menjadi sebuah sejarah. Hanya dalam hitungan detik saja, kita dapat berbincang dengan kerabat yang posisinya bahkan ada di belahan bumi lainnya. E-mail, chatting, atau bahkan video chat, kecepatannya dalam transfer informasi membuat kita “XLangkah Lebih Maju”.

Dunia bisnis pun tak lepas dari jangkauan internet, hingga saat ini pun saya menggunakan internet untuk memantau usaha saya. Dengan adanya internet saya “XLangkah Lebih Maju” dalam menentukan hal-hal yang harus saya lakukan agar usaha yang saya tekuni berjalan dengan baik.

Kehidupan saya pun kini dapat diibaratkan tidak dapat dipisahkan dari internet. Internet adalah sumber informasi yang setiap saat saya butuhkan. Dengan adanya informasi dari internet yang setiap saat selalu terbarui menjadikan saya “XLangkah Lebih Maju”.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Membuat Kartu Kuning di Sleman.

Membuat Kartu Kuning di Sleman.
(Update Agustus 2012)

Kartu Kuning atau nama sebenarnya adalah AK 1, adalah kartu
tanda pencari kerja.
Dahulu dinamai kartu kuning karena kartu ini berwarna kuning.
Namun kini di beberapa daerah sudah menggunkana kartu putih.
(Kodya Jogja masih kuning lhoo... horee,,,)

Setelah kesana-kemari mencari alamat akhirnya ketemu juga.
:-D

Berikut ini syarat yang harus disiapkan.
1. Fotokopi Ktp 1 lembar.
2. Fotokopi Ijazah 1 lembar, kalo belum punya Ijazah bisa pakai SKL.
3. Pas foto 3x4 2 lembar.
4. Syarat paling penting yaitu tidak diwakilkan.

Cara pembuatannya sangat mudah, tidak sampai stengah jam.
(kalo tidak ada antrian... hehehe...)
Datang saja ke kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, yang berlokasi di Alamatnya Jalan Parasamya, Beran, Tridadi, Sleman.

Kalo dari Jalan Magelang, ada perempatan ke arah beran belok kiri (dari selatan)
Kurang lebih 300m di sebelah kiri jalan. Pokoknya komplek pemda Sleman. (hehehe...)

Datang dan Isi Formulir AK 1 dan AK 2, serta kumpulkan syarat seperti di atas.
Pembuatan Kartu Kuning atau AK 1 ini TIDAK DAPAT DIWAKILKAN, soalnya harus tandatangan di kartu nya,(hehehe...)

Formulir AK 1 yang sudah mendapat tanda tangan dan stempel kemudian di legalisir.
(maksimal rangkap 5, dan 1 copy ditinggal untuk arsip, jadi ngopy nya 6).

Biaya yang disiapkan cukup Rp2.000,00 saja. Hanya untuk fotokopi.
(fotokopinya mending di luar komplek pemda kalo mau murah, hihihihi...)
Sedangkan biaya adminirtrasi pembuatan Kartu kuning ini GRATISS...
(horee...)

cepat dan mudah bukan?
Saran Penulis, jika ingin membuat Kartu Kuning, buatlah sesegera mungkin.
Jangan menunggu waktu penerimaan pegawai.
Buatlah Kartu Kuning jauh hari agar tidak terlalu lama antri.
Apalagi Kartu Kuning ini berlaku selama 6 bulan dan dapat diperpanjang.

Selamat Mencoba,
Semoga Bermanfaat.

Membuat Kartu Kuning Di Kota Yogyakarta

Dalam blog ini saya ingin berbagi pengalaman membuat Kartu Kuning di Kantor Balaikota Yogyakarta.


Berikut ini pengalaman pribadi penulis dalam membuat Kartu Kuning (AK1).
(Update Agustus 2012)

Kartu Kuning(KK) di buat di kantor dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dulu kantor ini sempat berpindah-pindah, mulai dari selatan Tugu, Umbulharjo, hingga akhirnya sekarang menetap di komplek balaikota Yogyakarta.

Untuk menuju kantor ini, anda cukup datang ke komplek balaikota, masuk dari pintu sebelah timur (dekat dinas pemadam kebakaran). Anda cukup masuk lewat pintu (jangan lompat pagar) dan ambil karcis parkir. Parkir di komplek balaikota ini gratis kok, tidak dipungut biaya, GRATISS.

Setelah dapat kartu parkir, lurus saja mentok lalu belok kiri. (kalau masih bingung bisa nanya satpam waktu minta karcis. Pasti jawabannya sama soalnya saya juga nanya satpamnya... :-P).

Ruang pembuatan KK ada di sebelah kiri, 2 gedung setelah belokan. Ada pintu kaca berwarna hitam dan terdapat tulisan "Pembuatan Kartu Kuning (AK1)".

Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk buat KK:

1. Pas foto Berwarna 2x3, 2 lembar.
2. Ijazah terakhir atau Surat Keterangan Lulus.
3. KTP

Kemudian, bilang kalau mau bikin Kartu Kuning, anda akan mendapat kartu kuning 2 (tapi bukan kartu merah lho, mentang-mentang dapet akumulasi 2 kartu kuning trus anda keluar... :-P)

Isi data di kartu tersebut sesuai data yang benar, AK1 dan AK2. Isilah sesuai dengan KTP dan Ijazah.

Anda tidak perlu mengumpulkan kopian KTP atau Ijazah. (Belum tentu diminta... tapi buat jaga2 siapin aja).

Setelah selesai mengisi KK (AK1) dan mendapat tanda tangan dari petugas, anda dapat memfotokopi untuk legalisir. (Maksimal 5 lembar) fotokopi di luar komplek balaikota cuma Rp 1.000,00, tapi agak jauh jalannya.

Karena penulis membuat kartu kuning bukan pada musim kerja, jadi cepet, tidak sampe sejam udah termasuk legalisir. (kalo lagi musim kerja atriannya bejibun...)

Total biaya yang dibutuhkan cuma Rp 1.000,00 cuma buat fotokopi. Soalnya buat bikin AK1 GRATISS... (saya suka yang gratis-gratis.. :-P)

Mudah, dan Murah bukan?

Tidak ada CALO dan Pemkot Yogyakarta Bersih dari KKN.. (horee...)

Membuat SKCK di Sleman

Membuat SKCK di Sleman
(Update Agustus 2012)

Setelah sebelumnya penulis menceritakan kisahnya membuat SKCK
di Kota Yogyakarta, kali ini sedikit bergeser ke utara, yaitu
di Kabupaten Sleman.

Sama dengan Kota Yogya, SKCK ini ada yang bisa diperoleh langsung
dari Polsek setempat(sesuai KTP) namun ada juga yang harus sampai
ke level Polres, yaitu calon PNS, Polri, dan TNI.

Berikut ini syarat yang harus disiapkan:
Syarat di Polsek
1. Pas foto berwarna dengan background merah 4x6 3 lembar.
2. Fotokopi Ktp 2 lembar.
3. Fotokopi akte 1 lembar.
4. Fotokopi c1 1 lembar.
5. Fotokopi pengantar kelurahan 1 lembar.

Setelah mendapat surat pengantar dari Polsek (RCK), langsung
menuju Polres Sleman (Jalan Magelang).
Syarat pembuatan SKCK di Polres:
1. Pas foto berwarna dengan background merah 4x6 4 lembar.
2. Fotokopi Ktp 2 lembar.
3. Fotokopi akte 1 lembar.
4. Fotokopi c1 1 lembar.
5. Pengantar kelurahan 1 lembar.
6. Kartu rumus sidik jari 1 Lembar.
7. RCK dari Polsek 1 lembar.
8. Biaya Rp10.000,00
9. Khusus untuk calon anggota TNI/Polri sertakan juga Fotokopi KTP orang tua 2 lembar.

Alur pembuatan SKCK di Polres:
1. Membuat kartu rumus didik jari. Dibuat di dekat
    Ruang pembuatan SIM.
    Berikut Syarat pembuatan Kartu rumus sidik jari:
     a. Fotokopi pengantar kelurahan 1 (sama dengan pembuatan SKCK)
     b. Pas foto berwarna dengan background merah 4x6 2 lembar
     c. Fotokopi ktp 2 lembar
     d. Biaya (belum tahu)
2. Setelah memiliki kartu rumus sidik jari, RCK Polsek dan syarat-
    syarat seperti di atas, lalu menuju ruang pembuatan SKCK.
    Ruang ini terletak di dekat Pintu masuk, belakang pos jaga.
    begitu anda memasuki halaman Polres, ada di sebelah kiri sebelum parkiran
    motor, (kalau dari tempat  pembuatan sidik jari di sebelah kanan).
3. Serahkan semua syarat dan uang Rp10.000,00 untuk administrasi.
4. Fotokopi SKCK yang sudah jadi dan legalisir.

Menurut penulis, agak sedikit lebih "ribet" dibandingkan dengan
proses pembuatan SKCK di Kota Yogya.
Karena seperti yang penilis utarakan sebelumnya, "Beda Polres, Beda Aturan".
Tetapi jika sudah mengetahui alur nya seperti ini, maka terasa mudah. :-)

Saran Penulis, jika ingin membuat SKCK, buatlah sesegera mungkin.
Jangan menunggu waktu penerimaan pegawai.
Buatlah SKCK jauh hari agar tidak terlalu lama antri.
Apalagi SKCK ini berlaku selama 6 bulan dan dapat diperpanjang.

Selamat mencoba dan Semoga bermanfaat.

Kamis, 06 Oktober 2011

Membuat SKCK di Kota Yogyakarta

 Membuat SKCK di Kota Yogyakarta (Update Agustus 2012)

Sekedar ingin berbagi pengalaman saja, berikut ini pengalaman saya membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Bulan September 2011. Mungkin ada yang ingin membuat SKCK, semoga tulisan ini bermanfaat.

Sesuai dengan pengalaman saya untuk membuat SKCK, harus sesuai dengan KTP.
Untuk Kodya Yogyakarta, syarat-syaratnya sebagai berikut:
1. Fotokopi KTP
2. Fotokopi Akte Kelahiran
3. Fotokopi C1 (kartu keluarga)
4. Pas foto berwarna 4x6, 6 lembar, dengan background merah.
5. Surat pernyataan bagi yang belum memiliki identitas.
6. Surat pengantar yang dibuat di Polsek untuk diserahkan ke Polres.
7. Kartu tanda sidik jari.
8. Uang Rp17.000,00
9. Ada peraturan baru, kini pembuatan SKCK di Poltabes Yogyakarta syaratnya tambah 1 yaitu pengantar dari RT - RW sesuai KTP, perlu disiapkan juga daripada disuruh pulang... hihihi...

Syarat pertama hingga ke ketiga (copy KTP, Copy C1, Copy Akte) di copy rangkap 2,
Di mana rangkap pertama dikumpulkan di Polsek,
dan rangkap ke 2 dikumpulkan ke Polres beserta foto dan kartu sidik jari.

Yang harus anda lakukan adalah:
1. Datang ke Polsek sesuai kecamatan masing-masing untuk
meminta surat pengantar, dengan menyerahkan berkas pertama sampai ke tiga.
(copy KTP, Copy C1, Copy Akte)

2. Datang ke Polres Yogyakarta, ( RS PKU Muhammadiyah ke utara ).
Masuk dari pintu utama, lalu belok kanan.
Letak ruang pembuatan SKCK ada di sebelah barat (kanan) paling pojok,
sebelah utara pembuatan SIM.

3. Sebelum membuat SKCK, anda harus membuat Kartu tanda sidik jari.
Kartu tanda sidik jari dapat dibuat di Polres Yogyakarta.
Ruangannya terletak di sebelah ruang pembuatan SKCK.
Cukup mengisi formulir dan mencetak sidik jari.
beserta pas foto 4x6 2 lembar.
Jasa pembuatan sidik jari ini hanya dikenakan biaya Rp5.000,00 saja.
Anda akan mendapatkan kartu tanda sidik jari yang "berlaku seumur hidup".
perlu di simpan baik-baik.

4. Selanjutnya anda mengumpulkan berkas copy KTP, Copy C1, Copy Akte, pas foto 4 lembar, dan pengantar dari Polsek, di ruang pembuatan SKCK.
Kemudian isi dengan lengkap formulir yang anda terima.

5. Anda akan mendapatkan printout SKCK, periksa dengan benar apakah data yang dibuat dan tujuan pembuatan sudah benar.
Jika sudah benar, maka akan dicetak ulang dengan kertas berwarna kuning.

6. Fotokopi sesuai kebutuhan kemudian legalisir di tempat yang sama dengan pembuatan SKCK.

Demikian pengalaman saya membuat SKCK.
Berhubung pada waktu pembuatan SKCK bukan musim mencari kerja, sehingga antriannya tidak banyak.
cukup 1,5 jam sudah jadi. Dan SKCK ini berlaku selama 6 bulan.

Rincian biaya:
1. SKCK                                 Rp10.000,00
2. Sidik jari                               Rp 5.000,00
3. Fotokopi legalisir 5 lembar    Rp 1.000,00
4. Parkir                                   Rp 1.000,00
Total                                         Rp17.000,00

Bagaimana?
Mudah bukan?
Biayanya juga murah. Karena Poltabes Yogyakarta Bersih dari segala bentuk KKN.
Pak Polisinya juga ramah dan siap membantu. (kecuali anda datang dengan tidak sopan... hehehe...)

Tetapi penulis juga mengingatkan bahwa, " BEDA POLRES, BEDA ATURAN", jadi tulisan ini hanya bisa dipakai di Kota Yogyakarta, dan mungkin juga dapat digunakan sebagai gambaran untuk kota lainnya.

Terimakasih.

Selasa, 05 Juli 2011

3S goes to Tidung

Perjalanan ke Pulau Tidung diawali dengan mempersiapkan bekal yang akan kami gunakan di pulau tersebut. Pukul 4.30 kami berkumpul untuk melakukan ibadah subuh berjamaah. Tepat pukul 5.00 bus kota sudah menanti untuk berangkat. Anggota kami telah lengkap, perjalanan menuju dermaga Muara Angke pun dimulai. Kurang lebih 2 jam perjalanan dari Bintaro menuju dermaga Muara Angke. Setibanya di dermaga kami disambut oleh baunya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke. Sungguh bau yang luar biasa tidak sedap bagi kami apalagi kondisi laut yang sedang pasang mengakibatkan beberapa lokasi tergenang air. Turun dari bus, beberapa teman tampak tidak sanggup lagi menahan bau ikan, sampah dan laut yang sangat tidak enak dan mereka pun mendapat “jackpot”.

Segera setelah turun dari bus kami bergegas menuju dermaga dan naik ke kapal. Kapal Peri tujuan Muara Angke – P.Tidung. Kapal tersebut sudah ramai terisi penumpang baik yang akan melakukan wisata maupun penduduk Tidung yang akan kembali ke Tidung. Tak lama setelah kami duduk, suara mesin kapal pun mulai terdengar, kamipun berangkat menuju pulau Tidung. Ternyata tarif untuk naik kapal tak semurah yang saya bayangkan. Berisi kurang lebih 180 penumpang, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp33.000,00 /orang. Kondisi kapal kayu yang tidak memiliki kursi untuk duduk ini, justru membuat penumpang lebih leluasa untuk duduk atau tidur berbaring.

Pagi itu laut tampak bersahabat, matahari pagi cerah menemani dalam perjalanan. Tidak ada ombak besar yang membuat kami terombang-ambing selama perjalanan. Perjalananpun laut pun kami lalui selama kurang lebih 2 jam. Pukul 9.00 kami tiba di dermaga pulau Tidung, lebih cepat 1 jam dari perkiraan. Pantai pasir putih dan laut yang jernih menyambut kedatangan kami. Di sekitar pulau ini air laut terlihat cukup bersih karena tidak banyak sampah laut yang berserakan. Ikan yang berenang di pinggir pantai pun dapat terlihat dengan jelas.




Dari dermaga, kami berjalan menuju penginapan yang telah disewa. Rasa lelah yang kami rasakan di perjalanan, seolah terobati dengan pohon belimbing yang sedang berbuah. Buah yang besar, segar dan manis rasanya.
Sore menjelang, beberapa diantara kami ada yang bermain air di pantai, dan ada juga yang berjalan-jalan mengelilingi pantai. Hingga petang tiba, kami melanjutkan acara dengan membuat api unggun di tepi pantai. Ikan Bakar dengan sambal kecap extra pedas pun menambah serunya malam pertama di pinggir pantai. Malam api unggun pun ditutup dengan menyalakan kembang api. Air laut mulai pasang, kayu bakar pun sudah habis, kami kembali ke penginapan. 
Malam menjemput, dan semua terlelap setelah melakukan perjalanan jauh melelahkan namun sungguh mengasikkan. Pagi hari pukul 4.00 kami bangun untuk melakukan persiapan snorkeling. Peralatan snorkeling sudah tersedia di depan penginapan. Jaket pelampung, kacamata selam, snorkel, dan sepatu katak. Kami pun bergegas menuju dermaga untuk naik perahu kecil karena lokasi snorkeling tidak berada di pulau ini. Dari 33 orang yang ada, hanya 28 orang yang berangkat snorkeling. Kami dibagi menjadi 2 kelompok, 20 orang menggunakan kapal berukuran sedang dan 8 orang menggunakan kapal berukuran kecil. Berbeda dengan perjalanan laut kami sebelumnya, perjalalan laut kali ini sungguh menantang adrenalin. Ombak yang besar menghadang kapal kecil. Di awal perjalalan, kami sudah basah kuyup karena terjangan ombak. Perjalanan kurang lebih 2 jam kami habiskan dengan menerjang ombak. Nahkoda kapal hanya tersenyum ketika melihat kami berteriak menghadapi ombak, mungkin karena beliau sudah terbiasa menghadapi ombak seperti itu dan mampu meyankinkan bahwa perjalanan kami aman.

Akhirnya kami sampai di Pulau Air, lokasi pertama snorkeling kami. Beberapa di antara kami tidak dapat berenang, dan acara snorkeling ini merupakan pengalaman pertama. Tak jarang kami menelan air laut yang rasanya asin, karena harus membiasakan bernafas dengan mulut. Sungguh sangat indah pemandangan dasar laut dengan terumbu karang dan ikan yang berwarna-warni. Seolah-olah kami terbang dan melihat dunia lain di bawah sana. Namun ketika kami kembali ke kapal, tanpa sadar tangan dan kaki terasa perih bahkan berdarah karena memegang terumbu karang, selain itu beberapa di antara kami merasakan sengatan ubur-ubur.

Berpindah ke lokasi kedua yang berada di Pulau Karang Beras, di tempat ini air laut lebih berarus, tak jarang kami terseret arus ketika berenang. Pemandangan dasar laut di lokasi ini berbeda dengan lokasi sebelumnya, tidak banyak ikan warna-warni hanya beberapa bintang laut dan juga ubur-ubur yang membuat kami was-was terkena sengat nya. Seusai snorkeling di tempat ini, kami memutuskan untuk pulang ke penginapan karena beberapa di antara kami mengalami mabuk laut. Perjalanan pulang pun terasa lebih lama ombak yang sebelumya menerjang dari depan kami, berganti menerjang dari sisi kiri kapal, namun perjalanan pulang tidak begitu basah karena matahari sudah tinggi dan panasnya membakar kulit. Kami pun beristirahat setelah sampai di penginapan.

Sore harinya kami melanjutkan wisata dengan menggunakan sepeda untuk mengelilingi pulau dan berjalan menyebrangi jembatan untuk menuju ke pulau Tidung Kecil. Dari atas jembatan kami menyaksikan air laut yang jernih dengan terumbu karang yang berada di dasarnya. Di sisi lain juga terdapat permainan banana boat dan kanoe. Ada hal yang kurang dari perjalanan ini, karena langit yang berawan kami tidak dapat menyaksikan matahari terbit maupun matahari terbenam. Malam kedua kami habiskan dengan acara sharing , makan ikan bakar dan minum es kelapa muda di pinggir pantai. 

Malam berganti pagi dan kami pun bersiap untuk kembali ke Jakarta. Setelah sarapan pagi dan berkemas, kami meninggalkan penginapan menuju dermaga untuk naik kapal. Pukul 7.00 pagi kapal telah terisi penuh sehingga harus diberangkatkan, meskipun jadwal yang seharusnya adalah pukul 7.30. Kamipun harus menunggu kapal ke 2, yang berangkat pukul 10 pagi. Pengelola pulau tidak mau memaksakan jumlah penumpang yang melebihi muatan kapal agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, sehingga kapal pertama diberangkatkan setengah jam lebih awal. Dan akhirnya pukul 10.30 kapal yang kami naiki berangkat menuju dermaga Muara Angke. Perjalanan pulangpun tidak selancar ketika berangkat. Kapal yang kami tumpangi terombang-ambing karena ombak sudah tinggi. Dan pukul 1 siang akhirnya kami tiba di dermaga. Terik matahari yang sangat panas menemani perjalanan kami selama 2 jam di dalam bus. Pukul 3 sore akhirnya kami sampai di Bintaro, dan kembali ke rumah masing-masing.

Perjalanan yang sungguh menyenangkan.

Minggu, 22 Mei 2011

pelajaran ibadah untuk seorang balita

setiap jumat, saya pergi ke masjid untuk melaksanakan ibadah sholat jumat.
Tinggal di sebuah pemukiman yang padat penduduk, terutama penduduk muslim, menyebabkan beberapa masjid yang ada di sekitar tempat tinggal saya sangat penuh bahkan banyak orang harus beribadah di halaman masjid sampai di jalan sekitar masjid.

11.40 WIB, saya selalu bersiap untuk berangkat agar kebagian tempat, meski di serambi masjid (yang penting tidak di pinggir jalan, pouanass bob...). Kenapa saya memilih serambi masjid, karena selain tempatnya nyaman, banyak angin yang berhembus sepoi-sepoi sehingga tidak panas. Lumayan bisa buat beristirahat sambil mendengarkan khutbah. Tak jarang saya juga ketiduran karna merasa kelelahan.

Setiap jumat itu pula, saya bertemu dengan seorang bapak paruh baya yang membawa serta anaknya untuk mengikuti sholat jumat. Anak yang diajaknya kira-kira masih berumur 3-4 tahun, masih polos dan lugu. Suatu ketika saya duduk di sebelah bapak itu. Saya mendengar anak kecil itu bertanya kepada ayahnya, "bapak, ini dimana?" mungkin anak kecil itu merasa takut atau khawatir, karena di masjid banyak orang yang berkumpul dan duduk diam mendengarkan khutbah, selain itu mungkin juga karena mendengar suara khutbah yang menggunakan pengeras suara, sehingga anak kecil itu merasa takut. Lalu dengan sabar sang ayah menjelaskan, "kita berada di masjid, jangan ribut, duduk yang tenang dan dengarkan saja bapak yang sedang berceramah, dan nanti jika sudah waktunya sholat ikuti dulu gerakannya". Begitulah kurang lebih percakapan yang dilakukan oleh bapak dan anak itu.


Dalam hati saya tersenyum melihat tingkah laku anak kecil itu. Saya juga pernah merasakan hal yang sama, merasa bingung dan khawatir dengan keramaian ketika masih seusianya, dan saya salut kepada anak itu sangat nurut dengan ayahnya dan tidak menangis karena takut.

Selama khutbah berlangsung, anak itu merasa bosan wajar saja khutbahnya kadang berlangsung hingga lebih dari  40 menit, dan setiap kali merengek pada ayahnya, ayahnya hanya mengangkat jarinya di bibir (ssst) lalu anak itupun akan diam.

Kejadian menarik bagi saya selain melihat tingkah laku anak kecil itu yang lucu, adalah ketika bosan mendengar khutbah maka ia akan merebahkan badannya (tiduran) dan saat itulah anak itu tertidur. Tak jarang pula anak itu tertidur di pangkuan ayahnya. Keudian sang ayah merebahkannya di sampingnya ketika akan sholat.

Seusai sholat, bapak itu lalu membangunkan anaknya. Dan anak kecilpun mulai bingung karena pada saat terbangun, ia tidak berada di rumah dan kembali melihat keramaian orang yang baru saja selesai melaksanakan ibadah jumat. Dari raut muka si anak kecil itu tampaknya ia telah lupa apa yang terjadi sebelum ia tertidur.

Sebuah pelajaran penting yang dapat saya ambil dari pengalaman memperhatikan kejadian tersebut adalah ajarkanlah anak kita untuk beribadah semenjak ia masih kecil, agar ibadah menjadi suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam hidupnya. Ajarkan dengan sabar dan perlahan-lahan agar anak tidak merasa tertekan, karena mendidik anak adalah tanggung jawab orang tua. Hingga suatu saat nanti sampai anak itu telah menginjak masa dewasanya, kita tak perlu memaksa dengan kekerasan agar anak mau beribadah karena semenjak masih kecil kita sudah membiasakannya untuk beribadah.

Senin, 14 Februari 2011

lagi bikin KTTA

apa itu KTTA???
KTTA adalah karya tulis tugas akhir.
dimana setiap mahasiswa diploma III yang akan lulus wajib membuat karya tulis ilmiah sesuai dengan bidangnya.
dan saat ini saya sedang membuat KTTA saya...