Terjemahkan dalam bahasa asing

Senin, 29 April 2013

Weekend Pertama Di Majene part-II



Pantai Dato Majene, Sulawesi Barat
Setelah mengumpulkan tenaga untuk membuang rasa malas menulis, akhirnya kesampaian juga nulis weekend pertama di majene part II. Di hari minggu itu, aku dan kawan ku berniat menuju pantai lain yang ada di kota ini. Namanya pantai dato. Aku mendapat info dari teman di kantor, bahwa Pantai Dato tidak jauh dari kantor. Untuk menghilangkan rasa penasaran, berangkatlah aku menuju pantai Dato.

Jernihnya Pantai Dato
Benar kata temanku, pantai dato tak jauh dari kantor. Hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari kantor, di balik sebuah bukit, di situlah pantai Dato berada. Perjalanan menuju pantai ini sedikit menanjak karena pantai terletak di balik bukit. Dari atas bukit kita dapat melihat luas nya hamparan selat Makassar. Sampai di pantai Dato, aku sedikit terkejut dengan pemandangan pantai yang mirip dengan pantai di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Pantai dengan karakter pasir putih, tanaman pandan pantai, dan tebing karang yang menjulang tinggi.

Di pantai ini ombak tidak besar, cocok untuk berenang atau snorkeling. Air nya pun jernih, sehingga terumbu karang dapat terlihat. Banyaknya tumbuhan membuat pantai ini teduh, sangat cocok untuk beristirahat berkumpul bersama keluarga atau teman-teman. Di sini juga banyak terdapat fauna pantai seperti keong, kepiting, bulu babi, dan semacam anemone laut. 

Tak cukup dengan melihat pantai, ada sebuah tangga yang menuju ke atas karang. Dari atas karang itu, dapat melihat pemandangan pantai dan juga laut. Menurut temanku, dari tempat itu bisa digunakan untuk hunting sunset maupun sunrise. Deburan ombak yang kecil tidak membuat suasana menjadi riuh, di pantai Dato ini suasana cukup sepi. Apalagi pada saat aku datang ke pantai ini tidak banyak orang yang datang ke pantai ini. Wah,,, rasanya seperti punya pantai pribadi… :daydreaming:

Perahu Nelayan
Di tepi pantai terdapat beberapa perahu kecil milik nelayan yang sedang berlabuh. Sebenarnya ingin pinjam, sekedar untuk bermain kano di pinggir laut mumpung tidak ada ombak yang besar. Sayang sekali di sini tidak ada pengelolanya. Padahal kalau ada persewaan kano nya, pasti tempat ini tidak kalah dengan pantai-pantai yang ada di pulau dewata.

Seandainya saja tidak hujan, ingin sekali aku menunggu sampai matahari tampak terbenam di sebelah barat. Hari sudah sore, ditambah gerimis, aku putuskan untuk pulang dan beristirahat di rumah. Huft… Weekend yang tidak ada rasanya, masih kurang, dan besok pagi sudah kembali dengan aktivitas kantor. Ingin segera weekend lagi dan berbagi cerita menarik lainnya tentang Majene.



Pong-pongan


Pantai Sebelahnya Pantai Dato

Pantai Dato


Tautan:

Senin, 22 April 2013

Weekend Pertama Di Majene. Part I



Pelabuhan Majene
Ini adalah hari ke enam ku setelah penempatanku sebagai Abdi Negara di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Walau sudah sepekan, aku masih merasa asing dengan tempat ini, jelas saja dari pagi hingga sore waktu ku habiskan dengan pekerjaan di kantor. Akhirnya Sabtu pun tiba, waktu libur dari pekerjaan kantor dan aku punya kesempatan untuk melihat sekeliling kota ini. 


Kabupaten ini dilalui oleh jalan poros lintas Sulawesi, yang menghubungkan antar kota dan antar propinsi di pulau Sulawesi. Dari jalan ini, sekitar 300 meter aku bisa melihat hamparan laut biru membentang. Sabtu pagi-pagi ketika matahari akan terbit, aku mengunjungi dermaga yang tak jauh dari tempat tinggal ku. Ternyata, di tempat ini sudah banyak warga yang memancing ikan di dermaga.
 
Para Pemancing di Pelabuhan Majene

Beberapa saat ku amati ternyata teknik memancing mereka sangat sederhana. Ada yang hanya menggunakan senar, dan ada juga yang menggunakan joran tapi tanpa menggunakan reel. Entah apa nama teknik memancing seperti itu, tapi itu diluar dugaanku dimana aku hanya mengetahui memancing dengan joran lengkap dengan reel nya. Nanti lah aku tanyakan mbah google teknik apa itu.



Selain warga yang memancing, di sini juga banyak kapal nelayan yang sedang berlabuh. Beberapa kapal sedang membongkar muatan hasil tangkapan ikan di laut. Tak jauh dari dermaga, ada tempat pelelangan ikan. Di tempat itulah pagi-pagi sekali para penjual ikan sudah menunggu nelayan. Mereka akan membeli hasil tangkapan ikan oleh nelayan untuk dijual kembali di pasar.

Tempat Pelelangan Ikan Majene

Hari mulai siang, aku kembali ke tempat kost untuk istirahat. Sore hari di pusat kota, dari informasi yang ku peroleh, setiap malam minggu terdapat pasar senggol atau pasar tiban. Aku tertarik untuk melihatnya. Aku terlalu rajin sampai-sampai para penjual nya pun sedang bersiap-siap menjajakan dagangannya. Tak lama kemudian suasana pun mulai ramai didatangi oleh warga sekitar. Layaknya pasar tiban di daerah lain, di tempat ini juga dijual beraneka ragam komoditi, mulai dari baju, perlengkapan rumah tangga, dan juga makanan. Sayang sekali aku tidak menemukan makanan khas dari daerah ini.


Perjalanan malam ku lanjutakan dengan menuju dermaga yang aku kunjungi tadi pagi. Di tepi pantai terdapat taman yang dapat digunakan untuk bersantai sambil menikmati pemandangan laut. Banyak pemuda-pemudi yang datang ke tempat ini. Ada yang hanya berdua, ada pula yang rombongan. Maklum lah malam minggu, besok libur jadi banyak yang bermain.
Pasar Malam di Majene


Malam mulai larut, lelah jalan-jalan seharian aku pulang ke kost lagi untuk beristirahat. Simpan tenaga untuk jalan-jalan lagi esok hari.



Galery:
Kapal Nelayan yang sedang Berlabuh
Taman di Pinggir Pantai



Tautan: