Terjemahkan dalam bahasa asing

Minggu, 28 September 2014

Metamorfosis Ulat

Suatu hari ketika sedang menjemur pakaian yang habis ku cuci, aku melihat pohon jeruk yang daunnya mulai berlubang-lubang.

selang beberapa hari, daun jeruk makin banyak yang habis. ku coba untuk mengamati siapakah yang hobi memakan daun jeruk ini, semut kah, serangga kah? ternyata dua ekor ulat pohon yang berwarna merah kecoklatan yang menghabiskan daun-daun jeruk ini.

bentuk kedua ulat ini mirip sekali dengan ulat yang ada di iklan teh kemasan botol yang dibuat animasi di iklannya.
pada saat itu tidak terpikir olehku untuk mengambil foto ulat tersebut.

beberapa hari setiap menjemur pakaian, ku amati ulat, yang memakan daun itu mulai membentuk kepompong. Hingga suatu ketika jadwalku untuk pulang ke rumah di Jogja tiba, dalam hati aku berpikir, semoga masih bisa bertemu dengan kepompong ini ketika menetas.

hampir dua minggu berselang, ketika aku kembali ke kos, dan menjemur pakaian lagi, aku baru menyadari bahwa kepompong telah menetas. dan tampak seekor kupu-kupu yang sedang beradaptasi dengan dunia barunya. Perlahan-lahan ia mengembangkan sayapnya, menjulurkan mulut penghisap madunya yang masih tergulung.

aku tak ingin menyia-nyiakan momen langka ini, melihat kupu-kupu yang baru saja keluar dari kepompongnya. Segera ku ambil kamera dan mengabadikannya.


Baru keluar dari kepompong
Mulai melebarkan sayapnya dan menjulurkan mulut penghisap madu
Apakah mungkin kepompong ini sengaja menungguku pulang untuk menetas dan melahirkan seekor kupu-kupu? Sebuah khayalan yang muncul atas kebetulan ini.

itulah sedikit pengalamanku menyaksikan teman kecil yang sedang mengalami metamorfosis. dari Ulat, kemudian menjadi kepompong lalu menjadi kupu-kupu.

Sebuah kiasan yang dapat dipelajari, kita harus belajar dari seekor ulat dari kisah hidupnya. ketika menjadi ulat bisa dikatakan banyak sekali yang ia makan. Sampai akhirnya dia berhenti makan dan bertapa, menjadi sebuah kepompong. Perjalanan menjadi kepompong tidaklah mudah, banyak gangguan dan cobaan selama menjadi kepompong, tidak makan, tidak bergerak, tidak dapat menghindar dari gangguan binatang lain ataupun gangguan alam. bahkan jika masa kepompong ini gagal, kehidupan ulat berakhir lebih cepat.
Namun segalanya berubah setelah kepompong menjadi kupu-kupu, dari pemakan daun kini ia berubah menjadi penghisap madu. Dari puasanya, ia dapat memetik manisnya hidup. Berubah bentuk dari seekor ulat menjadi kupu-kupu yang cantik.

Selamat menempuh hidup baru untuk teman kecil kupu-kupu...